Menanti orang-orang yang berjanji. Masih belum datang juga. Tiba-tiba petir datang menembus pikiranku, tanpa tanda, tanpa gemuruh. Datang begitu saja, datang dari orang yang kusayangi, yang telah teraniaya selama puluhan tahun. Memaksaku untuk meneteskan air mata, terluka dan mengembangkan sayapnya, meringkuk dalam benci, dendam, sedih, dan luka. Wanita, teraniaya tanpa bisa melawan. Lukanya telah membuat ia tegar dan memendam selama puluhan tahun. Membesarkan anaknya dengan luka di hati, dengan cucuran air mata, dengan peluh dan napas tersengal-sengal. Berusaha sekuat hati, walau harus memendam luka, lagi.
Wanita, di balik kerapuhannya tersembunyi kekuatan
di balik air mata, peluh keringat, senyumannya, napasnya ada cinta yang mengalir
cintalah yang membuat dia tetap bertahan,
menghadapi kenyataan yang mencabik hatinya,
memendam luka yang menganga dan menyakitkan dalam diam
cinta padaNya, membuat ia tetap bertahan hidup dan tak pernah berputus asa
cinta pada anak-anaknya, membuat ia mengabdikan hidupnya untuk melihat buah hatinya tumbuh dewasa
cinta pada dirinya sendiri, membuat ia tetap tegar dan bertahan dari kesakitan yang ia alami
dedicated to my beloved mother