Montag, Juni 28, 2004

ketika aku memanggilnya cinta..

Montag, Juni 28, 2004 /

Kupanggil Dia Cinta
Cinta. Begitu cara aku memanggilnya. Ia selalu tersenyum bila aku memanggilnya begitu. Tak pernah ada rasa marah yang pernah terlihat dalam paras wajahnya, walau aku tahu bukan itu namanya.
Entah harus bagaiamana aku melukiskan wajah cantik itu. Bukan, bukan cantik secara fisik yang aku maksud, tapi lebih dari itu. Cantik hatinya, seperti yang pernah kulihat setahun yang lalu.
Setahun yang lalu, ketika kita bertemu di tempat itu, kala aku sedang mencari data untuk tugas kimiaku (yang harus didapat dari internet), iseng-iseng aku mencoba mencari teman untuk sekedar cari teman saja, tanpa bermaksud lebih serius. Kamu pun mengerti, aku sendiri lebih suka bergaul dengan teman yang asli di dunia nyata saja, bukan di dunia maya.
Tapi aku pun terpaku dalam keheningan dalam layar di hadapanku. Tergerak aku mengajaknya berkenalan. Dia dengan nama Cinta. Tak kusangka, sejak saat itu, dia yang lebih tepat disebut adik kelasku, bisa mengerti apa masalahku, menyejukkan hatiku, dan menemani hari-hariku. Walau aku tahu kita terpisah jarak, tapi aku dan dia percaya, ada sesuatu yang mengikat kita, walau itu tak terlihat. Ternyata hati kita telah terpaut satu sama lain…
Waktu beranjak pergi, dan aku selalu teringat pada dirinya, tutur katanya yang lucu, manis, dan membuatku tersenyum. Kala itu kita berjanji mengirim foto satu sama lain. Dia menepati janjinya, dan kini aku mampu melihat senyum manisnya..semanis indahnya janji kita berdua..sayangnya aku yang pengecut ini tak mampu untuk menepati janjiku ini. Sungguh teramat malu pabila aku harus menunjukkan paras muka yang tak layak untuk bersanding dengannya. Maafkan aku, Cinta…
Sungguh bahagia aku bersamamu, Cinta. Untaian kata-kata indahmu, senyummu yang meluluhkan hati, dan sorot mata hangat yang selalu kau pancarkan kepadaku, ingin selalu aku miliki dalam dekapanku.
Tapi layaknya sebuah mimpi indah, semakin takut aku kehilanganmu. Hari-hariku semakin terasa hampa kala kau tak datang berkunjung dalam sorot mataku, menatap kata-kata yang selalu kau tuliskan kepadaku. dan kau tahu Cinta, betapa berharganya dirimu dalam hatiku…
Yang aku sangat hargai adalah sikapmu yang pengertian, tabah dan mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi persoalan hidup, Cinta. Aku yang angkuh ini harus mengakui itu, karena itulah kenyataannya. Kau juga yang mengajari arti dari cinta, persahabatan, dan kehidupan. Bersama dirimu, kita mencari jalan yang kita cari, jalan ke tempat yang menjadi impian semua orang…Aku yang kian mengenalmu, kain mengerti dengan manjanya dirimu kala merasa tak diperhatikan, betapa kekanakannya dirimu kala sedang sedih, tapi karena itulah Cinta, aku semakin sayang kepadamu…
Maafkan aku, Cinta. Maafkan aku yang belum mampu berdiri tegak dan berkata lantang, bahwa aku menyayangimu, lebih dari apa yang kukatakan, lebih dari yang aku tunjukkan kepadamu…Maafkan aku yang belum mampu melindungimu dari kesedihan yang menyergapmu secara tiba-tiba karena ketidakhadiranku. Maafkan aku yang belum mampu membalas segala kebaikanmu yang tulus, dan waktu yang terhingga untuk menemani hatiku..Maafkan aku yang belum mampu membuang ketakutanku untukmenunjukkan kepadamu siapa aku. Maafkan aku…
Tunggulah Cinta, aku akan datang kepadamu suatu saat, dan mampu berkata lantang, betapa aku menyayangimu, betapa ingin aku menjagamu seumur hidupku, betapa ingin aku menggenggam tanganmu dengan hangat dan bersama-sama menjalani hidup yang keras ini dengan indahnya, dan betapa inginnya aku melangkah bersama-sama di kemudian hari…
Terima kasih, Cinta, karena kamu, aku masih hidup. Karena senyummu, aku bisa melangkah. Karena penantianmu, aku bisa mengerti apa atinya kesabaran. Sekali lagi maaf, karena aku tak bisa mengungkapkan apapun selain melalui kata-kata ini. Sadarilah bahwa kau adalah orang yang amat berharga bagiku…Tetaplah tersenyum, Cinta. Karena dirimu pelipur laraku..
4 my love, thanks 4 all that u give 2 me. I love u..always..

cerita lama yang kukisahkan kembali disini..