Samstag, Juni 26, 2004

Perjalanan Sehelai Daun [2]

Samstag, Juni 26, 2004 /

Perjalanan Sehelai Daun [2]
Aku terlalu lelah untuk terus-terusan menunggu disini. Kini aku rapuh, aku tahu aku tak muda lagi, hanya menunggu angin yang akan menjemputku dibalik kesenyapan.
Tersenyum lagi aku lalui, mengenang masa muda, dimana aku menjadi saksi bisu bagi mereka, bagi kehidupanku, bagi apapun disekitarku.
Masih segar pada ingatanku, saat aku masih berupa kuncup-kuncup mungil yang tak ingin membuka mata, karena masih ada embun pagi yang menyelimutiku. Dinginnya pun masih terasa, menusuk tiap pori-poriku. Entah kenapa, hal yang dulu kubenci ingin kutempuh lagi, tapi apa daya, semua telah berlalu.
Kini aku hanyalah sehelai daun kering, yang menanti di tempat pemberangkatan, meninggalkan induk dan saudara-saudaraku yang mencintaiku. Air mata tak mampu mereka alirkan, tapi aku tahu bagaimana cara mereka menghibur, cara mereka tertawa, dan cara mereka saling berbagi rasa.
Ah, dia datang, lengkap dengan segala keangkuhannya, bersiap-siap membawa aku dan saudara-saudaraku yang lain, walau beda induk untuk turun ke jalan, menjemput keheningan. Syuutt..seperti dalam mimpi, aku terhanyut dalam alunan lembutnya, mengantarkanku sampai di tempat tujuan. Kulihat mereka yang mungil, melambaikan tangan kepadaku. Sampai jumpa lagi saudaraku..
Whuss..tiba-tiba ada yang menghantamku. Sakit sekali rasanya, mengingat aku baru saja terlena dengan buaiannya. Terhempas dari maut, kembali menduduki di atas tanah berumput. Mtaku kian terpejam, tubuhku seakan lumpuh, dan semua menjelang gelap. Selamat tinggal dunia, kelak kita akan bertemu lagi, ucapku sebelum aku terlelap dalam buaian waktu.

[the end]