*Melankonis Mode ON*
aku kembali membuka catatan lamaku, membersihkannya dari tumpukan debu. Aku membaca kembali guratan-guratan emosi yang pernah aku rasakan dan tertuang dalam puisi-puisiku. Puisi-puisi yang berkisar di antara maya, nyata, sunyi, bahagia, dan hubunganku denganNya..
sebagian besar memang aku menulis tentang sepi, sunyi dan rasa pahit yang kukecap dan kurasakan sepenuh hati.
Dengan tinta merah
Kutorehkan luka dan darah dalam maya…
Tersudut mati,
Pekat dan penat
Terbakar senja
Menunduk pilu
Mencoba berdiri tegak
Kuatkah?
Tak bermakna…
#posted by Ellya, 29 Maret 2004
tapi masih ada sisa-sisa bahagia yang sempat kutorehkan di dalam kertas
pucuk-pucuk impian
masih berembun segar
kisah klasik menunggu
cinta dan waktu
tangis dan harap
menanti di tiap musim semi…
#posted by Ellya, 28 Februari 2004
dan juga kecintaanku pada hujan yang selalu hadir saat hujan tak berkunjung
Hujan menari bersama senandung kelabu
Malaikat pun bertasbih
Seiring turun menjadi genangan bersama air
Pelita turun berjingkat-jingkat
Menyadarkan semua orang dengan pekikannya
Ingin ikut luruh, bersama dalam satu perjalanan
Kembali…
Kembali menuju satu muara
Walau harus berbelok dan tersesat
Hanya satu tujuan
Dimana kita akan bersama
Dalam tangis dan tawa,
Selamanya…
#posted by Ellya, 12 Maret 2004
catatan lama yang akan menjadi kenangan dan khayalan saat ingin menghibur diri sendiri..