Freitag, November 12, 2004

letter

Freitag, November 12, 2004 /

aku menerima sepucuk surat (tepatnya, meminta surat yang katanya akan diberikan padaku) dari seorang sahabat.
surat itu hanya berupa selembar kertas yang diambil dari binder. tanpa amplop, tanpa prangko.

Dear Lya,
Assalamu'alaikum wr.wb
Lya, aku merasa sangat sedih, aku tak tahu harus berbagi cerita pada siapa. semua orang tak mau berbagi denganku. Lya, aku merasa keputusasaan yang aku rasakan tiada berujung. aku tahu, hidupku ini sesungguhnya bukan milikku, tapi miliknya Allah semata. Namun aku merasa aku tak mempunyai alasan apapun untuk bisa dekat dengan orang lain. entahlah, tapi memang itu yang kurasakan.
kamu masih memilikiku untuk berbagi cerita, untuk berbagi suka dan duka. semua orang punya alasan untuk hidup dan berdampingan dengan orang lain, begitu juga dengan kamu.

Dulu aku masih mempunyai alasan bahwa aku bisa berbagi sedih dan senang dengan kalian (aku dan sahabatku). namun jarak telah membuat aku kembali sendiri. aku sudah mencoba mengalihkan perhatianku, tapi tetap saja semua sia-sia. Aku merasa sendiri dan tak berguna.
Lya, aku bingung menghadapi ini semua. aku tahu aku harus minta petunjuk sama Allah, namun petunjuk apa yang diberikanNya padaku? Sepi, hampa dan sendiri masih merasuk hingga sumsum tulangku.
apakah jarak harus membuat aku dan sahabat menjauhimu? kamu tak pernah sendiri. kamu punya orangtua dan keluarga yang membutuhkan kamu. kamu punya sahabat-sahabat yang membutuhkan kamu. bila kamu tak mampu minta petunjuk, maka cerita saja padaNya. Insya Allah, Dia membantumu

Aku takut, aku yang pernah kamu kenal akan berubah menjadi lebih buruk. aku ingin kembali ke tempat yang dulu, dimana aku masih bisa merasakan kebersamaan. tidak di tempat ini, dimana semua mengucilkan dan menyisihkan aku. aku tak punya semangat lagi untuk hidup.
aku juga manusia, yang tak mampu menghadapi semua ini tanpa dukungan siapapun. Sungguh, aku lelah dan aku ingin pergi jauh dari semua ini!
menengok ke masa lalu memang indah, tapi itu bukanlah jalan yang terbaik. kamu masih punya orang-orang yang mencintaimu dan mendoakanmu agar kamu tetap tegar dalam menjalani hidup ini.

semua orang bermuka manis di depanku, tapi di dalamnya mereka memojokkanku. apa salahku hingga aku seperti in??
Semua membenciku, semua menjauhiku. aku sudah mencoba untuk introspeksi diri, tapi mereka tetap saja menjauhiku. apa salahku?
PUSING!
seringkali kita berprasangka buruk pada mereka, padahal pada kenyataannya mereka tak seburuk itu. kita saja yang terlalu malu untuk mengakui kesalahan kita.

sepenggal cerita yang mencerminkan diriku sendiri saat aku sedang jatuh dan merasa sendiri.