20 November 2004. 8.54 pm. Langit masih mendung, bintang tak nampak malam itu. Tiap sudut kota ramai dengan gairah remaja kota. Melintasi alun-alun Tugu. Ponselku berbunyi, nada dering Missing You-Puff Dady mengalun. 1 pesan
diterima.
Hei jelek, ada yang ingin kutanyakan padamu. Seandainya pacarmu berpacaran dengan orang lain, bagaimana perasaanmu? Aku merasa bersalah pada semua pacarku. Aku harus berterus terang pada mereka. Tak perduli bagaimana reaksi mereka. Bagaimana pendapatmu?
Senyuman kecil dengan sedikit seringai kejam menyungging di bibirku. Kubaca sekali lagi. Balasku,
Dasar jelek, tentulah aku akan marah dan sedih. Bisa jadi seketika itu dia langsung kupecat jadi pacarku. makanya, jangan suka mempermainkan perasaan wanita. Bayangkan bila kamu yang mengalaminya. Sakit pasti.
Menunggu balasan. tak lama kemudian, nada dering yang sama mengalun. 1 pesan diterima.
Maaf baru balas. Sebenarnya aku tak ingin menyakiti hati mereka. Bukan itu niatku. Mereka saja yang mendekatiku, dan menyatakannya padaku. Aku jadi kasihan bila menolaknya. Mau bagaimana lagi, bahkan ada yang terang-terangan mau diduakan. Aku sendiri tak pernah melarang mereka untuk berpacaran dengan orang lain.
Aku tetap membisu. Membacanya dengan seksama. Aku tak mengerti, apa yang ada di pikirannya. Segala teori dan kenyataan berkecamuk di dalam pikiranku. Kubalas dengan kalimat pendek.
Memangnya apa makna pacaran untukmu?
Kali ini sedikit lama. Sepertinya dia harus mempertimbangkan pertanyaanku ini. Rasakan.
Aku membutuhkan mereka sebagai tempat curhat, untuk sharing. Apalagi saat ini aku banyak masalah yang harus kupikirkan. Mereka bisa menenangkan pikiranku. Ketika mereka menyatakan perasaannya padaku, kuterima saja, kasihan. Apa itu cinta? Bukan!
Maka dari itulah aku tak memberitahukan hal ini. Hanya kamu yang kuberitahu. Tapi tetap saja aku merasa bersalah pada mereka. Aku mudah mendapatkan namun sulit untuk melepaskannya. Kamu tahu sendiri kan, salah satu dari mereka malah menjadi kakak iparku. Kini tinggal 4. akan ada yang menyusul meninggalkanku.
Hmf. Kini giliranku yang bingung harus menjawab apa. Semenit kemudian, aku membalasnya. Kali ini dengan sedikit emosi. Entah sepertinya aku sedikit linglung saat menjawabnya. Smoga dia mengerti maksudku.
Kamu pikir enak bila hanya dijadikan pelarian?? Pikirkan baik-baik. Wanita juga punya hati dan perasaan. Jumlah wanita yang kau dapatkan tak menentukan bahagia tidaknya dirimu. Tapi cobalah untuk lebih serius dalam urusan ini. Bila kamu serius, aku rasa 1 wanita saja sudah cukup.
Penat sudah membayangi tubuhku. Kembali 1 pesan diterima.
Sejujurnya wanita terakhir yang kupacari ini yang aku seriusi. Aku yang menyatakan padanya. Yang lain? Mereka yang memberi sinyal, aku mendekati, dan mereka pun menyatakan perasaannya padaku. Padahal mereka tidak mengenalku dengan baik, dan aku pun tak mengenal mereka dengan jelas. Aneh?!
Aku mengernyitkan dahi. Semudah itukah menyatakan perasaan cinta, walaupun tak mengenal dengan jelas?
Bila kamu tak mengenalnya, kenapa kamu menerimanya? karena kasihan? Itu sama saja membohongi diri kamu dan mereka sendiri. Itu tak akan bertahan lama.
Tak ada balasan. ponselku berdering. Telpon darinya.
Aku ngantuk..
katanya.
Hmm.sepertinya aku membebani dia dengan segala nasihatku kali ini. Jangan salahkan bila aku bicara keras dan menyudutkan kali ini. Hal itu sangat mengganggu bagiku. Hampir saja aku berteriak, “Dasar playboy!!” (tapi tentu saja aku tidak mengatakannya). Aah..maafkan aku teman, aku memang belum dewasa dan menyikapi dengan pikiran yang jernih sebenar-benarnya. Semoga pelajaran ini bisa kamu ambil hikmahnya. Dan semoga kamu sadar dengan perbuatanmu sendiri.
NB :
Maafkan bila postingan kali ini agak mbulet bin ruwet. Moga2 bisa mengerti.
Anyway, aku mo ngucapin congrats buat temenku Far2 yang tunangan hari ini. Sorry, aku n Lyt masi blom bisa dateng, Insya Allah hari slasa kita baru bisa dateng :)