bukan, bukan itu...
aku memandang semua sebagai seorang penonton. ya, penonton yang menyaksikan satu episode kehidupan di suatu sore. jam 1 siang, setelah sholat dan beli makanan, aku duduk di salah satu anak tangga di depan kelasku. aku sebagai penonton, yang memperhatikan dan menilai semua aktivitas yang ada. rasanya saat melihat jalan di depan seperti melihat sebuah panggung fashion show (bentuknya saja sudah meyakinkan! sayang belum sempat memotretnya). aku duduk sendiri, memperhatikan mereka, teman-temanku. ada yang wudhu (kelasku dekat dengan kantin dan masjid, indah bukan?), pacaran, atau sekedar ngobrol dengan kawannya. seperti melihat diri sendiri...
jam 3 sore. saatnya pulang sekolah. lelah dan ngantuk sudah membayangi. tapi ada satu lagi yang mengusik pikiranku. tiba-tiba saja semua terasa aneh, lucu, indah dan mempunyai kesan mendalam. sore ini hujan turun rintik-rintik dengan bayangan sinar matahari menghampiri. cantik. aku memandangi satu-persatu semua temanku. wajah-wajah yang mulai menampakkan raut dewasa, akankah aku akan bertemu mereka kelak saat kami lulus nanti? seragam putih abu-abu yang kami pakai. kata orang, masa SMA adalah masa yang paling indah dan berkesan. benarkah itu? aku lebih suka menjawab, masa-masa yang paling indah adalah saat aku merasa bahagia, saat aku merasa bahwa aku ada dan dibutuhkan oleh semua orang.. masa SMA tentu saja ikut ambil bagian darinya... aku memandang raut wajah guruku yang walaupun sudah menginjak masa tua, tetap kokoh dan berwibawa. masihkah aku bisa menuntut ilmu dan mengamalkan segala ilmu yang diberikan olehnya? Aku harap aku masih bisa...
sore ini aku mundur sejenak, tidak untuk menjadi tokoh dalam sandiwara kehidupan, tapi menjadi penonton yang memperhatikan dan menilai satu episode senja kali ini... tak kalah nikmat dengan menjadi tokoh itu sendiri ;)
Don't change...