Karena semalam saya hibernasi seharian, maka saya memutuskan untuk kembali mencoba menggali inspirasi. Kita awali dengan 'Malam itu...'
"Malam itu hujan rintik-rintik datang membasahi bumi. Tepat pukul 12 malam. Kau dan aku berbicara tentang hubungan antara bau tanah dan kematian. Lalu hujan itu lenyap, dan giliran aroma tanah basah yang mengisi ruang hampa dalam dada. Aku tersenyum, dan kau memandangku sendu. Ada sesuatu yang tak terucap malam itu. Aku masih belum mengerti arti tatapan sendu itu padaku. Kau dekap rasa itu dalam-dalam, tanpa bermaksud membaginya pada siapapun. Tak ada yang boleh tahu, maka tak ada yang mau tahu. Lalu kau pergi menjelang pagi, membawa embun dan senyuman samar yang kau ukir di bibirmu. Aku terlelap dalam mimpi, setelah kau pergi." (09:26 pm, kamar saya)
Berlanjut lagi pada susu kopi yang panas di meja belajar saya.
"Secangkir susu kopi. Kopi susu. Capuccino. Atau apalah namanya. Aku akan tetap menyebutnya susu kopi. Karena aku menambahkan kopi ke dalam susu, bukan susu ke dalam kopi. Warnanya bukan abu-abu, tapi cokelat seperti susu cokelat. Hanya saja itu bukan cokelat, tapi kopi. Aroma susu segar berpadu harum khas kopi menusuk dan menggerayangi indera penciumanku. Hidungku mengendus bau kopi yang tertinggal dari bungkusnya. Kopi instan, tak bernama. Satu tegukan, membakar lidah, kerongkongan, masuk ke perut. Aku tak perduli. Yang penting terisi. Manis yang agak berlebihan tidak kuhiraukan walau lidahku merasa gula dua sendok makan yang kutambahkan agak berlebihan rasanya. Tak lama lagi bibirku akan pecah-pecah karena panas susu kopi yang kuhirup. Yang terbayang di benakku adalah esai, penelitian, dan semua orang yang berhubungan di dalamnya. Entah kenapa. Badanku menggeliat. Susu kopi itu telah tandas. Saatnya menari dalam kesunyian yang kuciptakan sendiri." (09:58 pm, kamar saya)
...Masih mau lanjut?
"Ku menari dalam imaji. Kembangkan sayap dan terbang tinggi tanpa takut membentur langit-langit kamar. Karena realita tak mengijinkanku melakukan hal yang sama. Lihat, kemana langit malam tanpa batas yang kupuja? Masih ada kan? Tidak hilang tenggelam dalam lautan keputusasaan yang dangkal kan? Atau... haruskah kucuri tirai malam dari mimpi indah orang lain?" (10:11 pm, kamar saya)
Menurut Anda? :)
NB : update - ini itu si mumul